Kemarin lagi-lagi Anies Baswedan berkicau. Kali ini masalah transportasi yang efektif. "Ada masukan agar perjalanan lebih lancar & menyenangkan? Kicaukan di sini, partisipasi teman2 penting utk program transportasi yg efektif." Lah kok rakyatnya yang disuruh mikir program! Kicauan ini kemudian direspon oleh netizen sebagai berikut:
@yogi_bubu : Hapus angkot, ngangkut sedikit tapi banyak okupasi ruas jalan
@AEF8386 : lah angkotnya kan malah mau dilestarikan dan di"integrasikan"😬
@ridhoza : Warga harus diajak utk tertib, berhenti tdk boleh sembarang. Angkot klo bisa diganti dgn transportasi sejenis namun teratur.
@nkri_borneo : Gimana bisa tertip wong Wakil Gub yg baru juga sdh melanggar nerobos jalur BUSWAY
@wandr1p : intinya… belum punya konsep bor? kasih konsep nya dulu lah, baru publik sama-sama mengkritisi. ini diskusi gak jelas
@vegvomit : minta tolong dan masukan dr pak @basuki_btp , beliau pasti punya jalan keluar yg baik dan efektif pak.
@aghi_raharjo : Kok tanya saya pak?? Waktu kampanye programnya apa??
@sancnity : Jangan bikin macet dgn foto ma penumpang angkot yg lagi jalan pak.
@ijnu_satu : Pake Ojek Terbang Pak.. Atau Heli Grab…gitu.
@adityalesmana : 1: jgn nerobos Busway 2: habisi angkot tua 3: parking meter > preman 4. Jgn foto2 di jalan!
Agak sedikit menggelikan memang kicauan Anies ini. Mungkin dia ingin mengesankan dirinya sebagai Gubernur baru yang terbuka dengan masukan publik, namun di satu sisi juga itu mengesankan dia tidak yakin dengan apa yang dijualnya saat kampanye Pilkada DKI Jakarta lalu
Saat itu dikenal ada yang namanya OK-OTRIP yang memiliki 3 solusi transportasi untuk Jakarta : Transportasi umum gratis untuk warga miskin, lansia, guru, PNS, anak sekolah, dan warga tidak mampu pemegang KJP dan KJS, Transportasi murah, aman, dan nyaman untuk seluruh warga Jakarta. Cukup Rp. 5000 sekali jalan, bisa ke mana saja, serta lalu lintas tertib, selamat dan bebas macet.
Seharusnya Anies-Sandi fokus saja untuk mewujudkan tiga hal ini dulu beserta 13 langkah yang dulu mereka koarkan untuk bisa mengurangi kemacetan di DKI Jakarta. Buat apa belum-belum sudah sibuk bertanya ke masyarakat?
Anies pernah mengatakan bahwa anggaran Pengprov DKI Jakarta untuk mewujudkan OK-OTRIP sangat cukup dan ini penting untuk menyelamatkan hilangnya biaya yang lebih besar. Ya memang jelas akan lebih besar biaya kemacetan karena ada yang perlu sewa helikopter atau minta pengawalan khusus menerobos jalur busway.
"Ekonomi kita menjadi bengkak biayanya karena kemacetan dan kendaraan pribadi yang banyak. Jadi besarnya anggaran di situ akan dikompensasi dari biaya ekonomi," (http://ift.tt/2pBow02)
Tiga janji itu sebaiknya dipenuhi dulu oleh Anies-Sandi. Untuk penggratisan sepertinya mudah karena Basuki-Djarot juga sudah mengeluarkan kebijakan sejenis. Tinggal poin nomer dua dan tiga. Poin ketiga tentang ketertiban itu tidak hanya butuh kebijakan tapi juga teladan.
Sekarang lihatlah foto yang dipasang oleh Anies Baswedan di cuitannya ini. Ia bersalaman dengan penumpang angkot dan ngobrol di tengah jalan. Mau berkesan merakyat? Mungkin. Tapi sadarkah secara tidak langsung Ia sendiri punya andil memberi contoh tidak tertib dengan membuat angkutan berhenti di tengah jalan dan pastinya membuat yang di belakang angkot tersebut tidak bisa lewat dengan lancar. Entah apa sesungguhnya yang ingin disampaikan oleh tim komunikasi politiknya melalui jepretan gambar tersebut.
Belum lagi sejak kampanye maupun pasca dinyatakan sebagai pemenang Pilgub DKI Jakarta baik Anies maupun Sandiaga Uno sama-sama pernah diberitakan nekat menerobos jalur Busway karena telat. Suatu hal yang bahkan Presiden Jokowi saja tidak mau melakukan. Di sinilah keteladanan seorang pemimpin itu dibutuhkan. Sebab pemimpin tidak hanya mengatur melalui kebijakan, tetapi juga dengan contoh nyata ke masyarakat.
Selain itu menilik jawaban netizen terhadap kicauan Anies, maka ada beberapa hal yang jadi keinginan masyarakat namun tidak sinkron dengan program Anies-Sandi. Misalnya soal keberadaan angkot. Pada OK-OTRIP, Sandi berjanji akan menggandeng angkot-angkot yang ada untuk dijadikan angkutan pengumpan. Hal ini berbeda dengan sistem Transjakarta saat ini yang angkutan pengumpannya adalah bus-bus sedang. Sementara banyak masyarakat yang mengeluhkan keberadaan angkot. Tentu ini akan menjadi PR tersendiri buat mereka.
Oleh: Rahmatika, Seword.com |